PERMAINAN TRADISIONAL SEBAGAI SOLUSI PENANGANAN KESEHATAN MENTAL PADA GENERASI ALPHA. OLEH: Charisma Nurwiyono Putri, S.Pd

admin
03 September 2024 348 x Artikel

KEGIATAN P5P2RA MTSN 3

Menghadapi tantangan kesehatan mental yang semakin kompleks, generasi alpha, yang tumbuh di tengah era digital, menemui risiko yang lebih tinggi terkait dengan fenomena bullying dalam media sosial. generasi alpha terpapar pada dunia maya sejak usia dini, menjadikan generasi alpha rentan terhadap pengalaman bullying yang lebih intens dan seringkali tanpa batas. Bullying di media sosial bukan lagi sekadar perundungan sebaya, tetapi juga melibatkan tekanan dari berbagai pihak, yang dapat meningkatkan dampak negatifnya pada kesehatan mental anak-anak.

Dalam penelitiannya, Oktaviana menyimpulkan bahwa fenomena bullying di media sosial telah mengalami evolusi dan menimbulkan dampak yang serius pada kesehatan mental generasi alpha. Oktaviana menyoroti bahwa karakteristik dari bullying di era digital ini tidak hanya mencakup aspek perundungan sebaya, tetapi juga melibatkan tekanan dari berbagai pihak, termasuk orang dewasa, anonim, dan bahkan pihak-pihak yang tidak dikenal secara langsung (Oktaviana, 2014).

Generasi alpha masih menjadi perbincangan atau pembahasan pada masa ini, dengan dilakukan seminar-seminar terkait kiat-kiat untuk menghadapi generasi alpha baik dalam mendidik generasi alpha bagi orang tua atau pendidik dan metode mengajar yang tepat untuk generasi tersebut, serta lain sebagainya. Seperti yang telah disampaikan oleh Pinkan Margaretha seorang Psikolog di suatu seminar parenting yang dilakukan secara offline dan online melalui platform youtube, kesejahteraan mental generasi alpha menjadi isu yang sangat penting dibahas pada saat ini (Truth.id, 2022).

Permasalahan kesejahteraan mental yang dimaksudkan disini adalah anak merasakan rasa cemas atau kecemasan karena otak mereka sudah dipenuhi dengan terlalu banyaknya informasi, anak-anak sudah diperhadapkan dengan kenyataan hidup yang memberikan mereka banyak opsi atau pilihan dan itu akan membuat lelah. Bahkan dalam buku yang ditulis oleh Mark McCrindle dan Ashley Fell yang merupakan pakar penelitian sosial, buku dengan judul “Generation Alpha” disampaikan bahwa topik kesejahteraan untuk generasi alpha baik dalam kesehatan fisik dan mental sangat perlu dipertimbangkan (Hale, 2022, hlm. 242). Generasi alpha lahir dan hidup di zaman teknologi yang canggih sehingga ini memungkinkan adanya tantangan bagi orang tua dan pendidik dalam tumbuh pesatnya teknologi, kepuasan segera, ketergantungan pada perangkat elektronik, perkembangan sosial dan kognitif anak-anak yang berlangsung, gaya hidup yang semakin terpola, serta fenomena intimidasi dalam dunia maya terhadap tumbuh kembang anak (Hale, 2022, hlm. 242).

Menurut jurnal yang ditulis oleh Ishak dan kawan-kawan yang telah mengutip tulisan dari Mc Crindle mengenai generasi alpha yang dikelompokkan berdasarkan tahun lahir 2011-2025, menyatakan bahwa generasi ini akan cenderung bergantung pada perangkat elektronik, memiliki keterbatasan dalam interaksi sosial, kekurangan dalam aspek kreativitas, cenderung bersifat individualistik, menginginkan hasil instan, serta kurang menghargai proses. Bahkan, ketergantungan generasi Alpha pada perangkat elektronik atau gadget dapat membuat mereka merasa terasing dari lingkungan sosial (Fadlurrohim dkk., 2019, hlm. 180).

Inilah yang menjadi isu terkini atau permasalahan yang sedang banyak dibahas mengenai generasi alpha yaitu kesejahteraan mental atau kesehatan mental dari anak-anak generasi alpha. Hal yang sangat serius untuk dibahas bersama-sama dan ditemukan suatu solusi yang tepat untuk membantu menghilangkan kekhawatiran orang tua dan membantu orang tua untuk bertindak jauh lebih tepat lagi dalam mendidik anak generasi alpha.

Gangguan kesehatan mental masa kanak-kanak yang umum terjadi adalah

1.       Gangguan pemusatan perhatian/hiperaktivitas (ADHD): lebih dari 9% anak-anak telah menerima diagnosis ADHD.

2.       Kecemasan: Antara tahun 2016 dan 2019, profesional layanan kesehatan mendiagnosis lebih dari 9% anak-anak berusia tiga hingga 17 tahun menderita kecemasan.

3.       Depresi: Pada periode yang sama, lebih dari 4% anak-anak berusia tiga hingga 17 tahun didiagnosis menderita depresi.

4.       Gangguan lainnya: Satu dari enam anak berusia antara dua dan delapan tahun mungkin didiagnosis menderita gangguan mental, perilaku, atau perkembangan.

Berdasarkan hasil penelitian terbaru tentang wawasan digital bagi generasi muda yang dilakukan oleh Totally Awesome, terungkap bahwa permainan (game) merupakan saluran utama yang digunakan oleh remaja. Data menunjukkan bahwa sebanyak 59% generasi alpha di Indonesia mengakui bahwa bermain game memberikan kenyamanan saat mereka merasa cemas atau stres. Dalam hal membangun hubungan sosial dan mengekspresikan diri, generasi muda semakin melihat permainan sebagai lingkungan utama untuk berinteraksi satu sama lain. Permainan bukan hanya dianggap sebagai bentuk hiburan semata, tetapi juga telah menjadi wadah baru bagi mereka dalam berinteraksi sosial (Mamduh, 2023).

Peneliti sekarang lebih fokus kepada generasi alpha yang sudah menggunakan gadget dan game online, maka untuk itu mereka perlu diajarkan permainan tradisional yang membantu mereka untuk memiliki aktivitas fisik, seperti permainan tradisional. Mungkin mereka belum mengenal atau tahu banyak tentang permainan-permainan tradisional yang pernah orang tua atau kakek nenek mereka lakukan dahulu. Dengan demikian permainan tradisional adalah salah satu asumsi Solusi dari peneliti untuk meningkatkan kesehatan mental generasi alpha yang sudah kecanduan dan enggan berpisah dengan gadgetnya. Permainan tradisiona sangat seru dan mampu membangun hubungan interaksi anak dengan teman-teman serta lingkungannya. Maka, manfaat yang diharapkan peneliti dari penelitian ini adalah anak dapat mengenal permainan tradisional dan anak dapat melakukan aktivitas fisik lain sebagai pengganti permainan game online di gadget.

Anak-anak yang terlahir pada era teknologi yang sangat modern ini sebagian besar tidak tahu atau bahkan tidak mengenal sama sekali tentang permainan tradisional yang pernah orang tua mereka mainkan di masa kecilnya. Anak-anak lebih tertarik dengan permainan game online di gadget atau smartphone mereka, karena permainan itu lebih mudah dimainkan dimana saja.

Dalam permainan tradisional, anak-anak memiliki kesempatan lebih besar untuk mengembangkan kreativitas mereka dan memahami berbagai budaya dari daerah-daerah tertentu. Seiring dengan kemajuan zaman, permainan tradisional semakin jarang dimainkan oleh anak-anak, terutama karena perkembangan teknologi yang tidak dapat dihindari di kalangan mereka. Fenomena ini menyebabkan kurangnya pengetahuan anak-anak tentang keragaman permainan tradisional. Faktor lain yang berperan adalah kurangnya ruang bermain anak, yang menjadi hambatan bagi anak-anak untuk terlibat dalam permainan tradisional. Selain itu, kemajuan teknologi juga berkontribusi pada kurangnya kesadaran anak-anak terhadap permainan tradisional. Penting untuk dicatat bahwa penggunaan gadget pada anakanak di bawah umur dapat berdampak negatif, termasuk kerusakan mata akibat paparan radiasi yang berlebihan. Kecanduan bermain gadget dapat menyebabkan dampak serius seperti risiko kanker otak dan kerusakan saraf mata, sehingga memberikan efek yang merugikan bagi kesehatan anak (Syarifah, 2022).

Salah satu cara menanggulangi masalah kecanduan gadget pada anak adalah dengan metode permainan tradisional. Upaya untuk mengurangi dampak buruk penggunaan gadget pada anak-anak semakin diperkuat dengan menghidupkan kembali permainan tradisional. Permainan tradisional memiliki banyak manfaat baik untuk fisik anak bahkan mental atau psikologis anak-anak generasi Alpha.

Permainan tradisional juga bisa dijadikan salah satu solusi untuk meningkatkan kesehatan mental generasi alpha (Admin, 2018). Dari permainan tradisional anak dapat bermain di luar ruangan sehingga anak dapat mengurangi waktunya dalam bermain gadget. Mungkin anak generasi alpha akan sulit untuk dilepaskan dari game online di gadget, tapi kebiasaan ini dapat ditanggulangi dengan bermain di luar ruangan bersama teman-teman sebaya atau dengan keluarga. Permainan yang memiliki banyak manfaat dan telah ada sejak dulu di Indonesia ini adalah permainan-permainan tradisional dari setiap daerah. Maka, permainan tradisional ini perlu dipertimbangkan lagi untuk dijadikan salah satu solusi atau usaha preventif bagi anak-anak yang sudah kecanduan gadget.

Manfaat lain dari permainan yaitu diantaranya adalah mendukung perkembangan kognitif, mengasah kemampuan motorik, meningkatkan koordinasi tangan dan mata, meningkatkan koordinasi bilateral, membantu anak mengenal matematika, dan mengasah keterampilan sosial (Utari, 2022).

Namun lebih tepatnya semua permainan tradisional dapat meningkatkan kesehatan fisik dan mental anak-anak generasi alpha yang sudah kecanduan gadget atau game online. Mengalihkan waktu anak untuk melakukan kegiatan tanpa gadget sangat membantu anak untuk lebih hidup di dunia nyatanya sehingga anak juga dapat terhindar dari sakit yang tidak diharapkan di masa pertumbuhan dan perkembangannya.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, F. (2022). Generasi Alpha: Tantangan dan Kesiapan Guru Bimbingan Konseling dalam Menghadapinya. At-Taujih : Bimbingan Dan Konseling Islam, 5(2),Article2.https://doi.org/10.22373/taujih.v5i2.16093https://lib.unnes.ac.id/48864/1/BUKU%20ZULIYANTI_%202021_Cetak.pdf

Fadlurrohim, I., Husein, A., Yulia, L., Wibowo, H., & Raharjo, S. T. (2019). MEMAHAMIPERKEMBANGAN ANAK GENERASI ALFA DI ERA INDUSTRI 4.0. Focus :Jurnal Pekerjaan Sosial, 2(2), Articlehttps://doi.org/10.24198/focus.v2i2.26235

Hale, M. (2022). Generation Alpha. EDULEAD: Journal of Christian Education andLeadership, 3(2), 240–245.https://doi.org/10.47530/edulead.v3i2.126

Syarifah, T. (2022, Desember). Berkurangnya Minat Anak Bermain Tradisional.kumparan.https://kumparan.com/thaghrina-syarifah/berkurangnya-minat-anak-bermain tradisional-1zOOCDh2Otb

Truth.id (Direktur). (2022, Desember 17). PARENTING SEMINAR 101 | MENDIDIK GENERASI ALPHA | Pdt. Dr. Erastus Sabdono & Pinkan Margaretha M.Psi. https://www.youtube.com/watch?v=yIldoquz5EE

Kesehatan

Berita Terpopuler

Kolom Komentar


Berikan Komentar

Alamat Email anda tidak akan ditampilkan. Wajib diisi untuk kolom *